Siang nan terik, cecep salah satu pemandu Museum Geologi kedatangan pengunjung siswa-siswi sekolah dari Yogyakarta. Setelah memandu para pelajar melihat koleksi-koleksi yang ada di ruang Geologi Indonesia dan Ruang Sumber Daya Geologi, mereka pun masuk ke ruang Sejarah kehidupan. Di salah satu korner ruangan ini, terdapat koleksi yang menjadi perhatian para pengunjung, koleksi tersebut adalah fosil “stromatolite” berukuran ± 2 x 1 m berwarna coklat yang berasal dari Anhui, Cina yang diperkirakan berumur Prakambrian (sekitar 542 juta tahun – 3,7 milyar tahun yang lalu).
Gambar 1. Salah satu koleksi fosil stromatolite yang terdapat di ruang Sejarah Kehidupan – Museum Geologi, yang berasal dari Anhui Cina.
Cecep kemudian menjelaskan beberapa fakta menarik tentang “stromatolite” kepada para pengunjung tersebut : Stromatolite merupakan struktur pertumbuhan mirip terumbu atau simbiosis antara mikroba Cyanophyta atau yang lebih dikenal dengan nama Cyanobacteria (alga biru-hijau) dengan sedimen karbonat yang mendominasi lautan sekitar 2,5 – 3,7 miliar tahun lalu. Fosil stromatolite tertua di bumi ditemukan di Isua Greenstone Belt – Greenland dan berumur sekitar 3,7 miliar tahun lalu. Lebih lanjut, cecep menjelaskan bahwa Cyanobacteria merupakan mikroganisme pertama di bumi yang mampu memproduksi oksigen sebagai hasil fotosintesis, dan memiliki peran penting dalam meningkatkan kadar oksigen di atmosfer pada masa awal pembentukan bumi. Cyanobacteria hidup di perairan dangkal dengan kadar salinitas, alkalinitas, pH, dan kejenuhan mineral karbonat yang tinggi, serta dapat bertahan hidup di lingkungan dengan kadar oksigen rendah dan radiasi ultraviolet tinggi, dimana kondisi tersebut menggambarkan kondisi awal pembentukan Bumi. Menariknya, meskipun stromatolite tidak dijumpai lagi pada sekitar 400 juta tahun yang lalu, ternyata strukturnya yang lebih kurang sejenis ditemukan hidup pada masa kini tetapi terbatas di beberapa tempat yang lingkungannya menyerupai lautan sekitar 2,5 – 3,7 milar tahun lalu. Lingkungan tersebut hanya dijumpai di lima tempat di dunia, dan salah satunya dijumpai di Indonesia, yaitu di Danau Kawah Satonda, Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Pulau Satonda?" Para pengunjung tampak kebingungan mendengarkan nama pulau yang masih asing di telinga mereka. Cecep kemudian menjelaskan bahwa Pulau Satonda, merupakan salah satu pulau gunung api nonaktif yang terletak di Laut Flores, tepatnya di sebelah utara Pulau Sumbawa. Di bagian tengah Pulau Satonda terdapat sebuah kawah tertutup yang terbentuk sekitar 10.000 tahun lalu, berisi air asin yang memiliki tingkat salinitas, alkalinitas, pH, dan kejenuhan mineral karbonat yang lebih tinggi dari pada air laut di sekelilingnya. Kondisi ini menyerupai kondisi awal pembentukan bumi sehingga memungkinkan Cyanobacteria untuk hidup di lingkungan tersebut. Pada awal pembentukannya, Kawah Danau Satonda terisi oleh air tawar, tetapi setelah terjadi letusan Gunung Tambora pada 1815 yang menghasilkan gelombang tsunami, menyebabkan air laut masuk ke dalam danau. Kemudian berbagai peristiwa tektonik dan sedimentasi terjadi, mengakibatkan air laut terperangkap di dalam kawah.
Gambar 2. Danau Satonda Sumbawa - NTB, salah satu dari lima tempat di dunia sebagai habitat hidup stromatolite.
Gambar 3. Koleksi stromatolite Museum Geologi, yang berasal dari Danau Satonda – Sumbawa.
Menarik bukan penjelasan Cecep, nah sahabat museum geologi jika penasaran ingin melihat bukti kehidupan tertua di bumi, yuk berkunjung ke Museum Geologi.