Forum Group Discussion (FGD) Indonesian Minerals Yearbook (IMY 2024) telah berhasil diselenggarakan pada 19 Desember 2024, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Acara ini diprakarsai oleh Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP), khususnya Tim Kerja Keprospekan dan Evaluasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral, dengan mengundang para peserta dari berbagai pemangku kepentingan.
Ketua panitia, Iwan Nursahan, dalam laporan pembukaannya menyampaikan bahwa FGD ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para stakeholder guna menyempurnakan draft IMY 2024 yang merupakan pembaruan dari edisi 2018. Dalam paparannya, Iwan menyoroti isu global terkait Net Zero Emission (NZE) pada 2060, yang mendorong transisi energi dari fosil menuju energi hijau, serta meningkatnya permintaan mineral kritis seperti nikel yang melonjak empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Beberapa isu nasional yang dibahas meliputi hilirisasi dan peningkatan nilai tambah, teknologi hijau, eksplorasi, dan optimalisasi potensi sumber daya mineral. Kebijakan terbaru, seperti Kepmen No.296 Tahun 2023 tentang Mineral Kritis dan Kepmen No.69 Tahun 2024 tentang Mineral Strategis, juga menjadi latar belakang penyusunan IMY 2024. Fokus pembahasan kali ini adalah mineral terkait energi hijau, mineral kritis, dan mineral strategis dengan total 13 komoditas yang dibahas secara mendalam.
Secara resmi, FGD dibuka oleh Kepala PSDMBP yang diwakili oleh Kepala Tim Kerja Pelayanan Sarana Penyelidikan Mineral, Batubara, dan Panas Bumi, Denni Widhiyatna. Dalam sambutannya, Denni menegaskan bahwa IMY 2024 bertujuan sebagai acuan utama data sumber daya mineral Indonesia, mendukung komitmen NZE 2060, dan memperkuat ketahanan energi nasional, sehingga Indonesia diharapkan mampu memainkan peran strategis dalam transisi energi global melalui optimalisasi sektor mineral.
Pada sesi diskusi, berbagai tanggapan dan masukan diberikan oleh perwakilan organisasi seperti PERHAPI, MGEI, PRSDG-BRIN, dan PRTBNLR-BRIN. Isu yang dibahas meliputi peningkatan nilai tambah dari sisa penambangan, kebutuhan komite eksplorasi, serta validasi data mineral. Selain itu, dibahas juga potensi mineral ikutan, perbaikan satuan komoditas, serta tantangan eksplorasi bauksit yang berada di lahan perkebunan sawit.
Dalam diskusi mengenai emas, perak, tembaga, nikel, kobalt, bauksit, dan logam tanah jarang, teridentifikasi sejumlah tantangan eksplorasi dan hilirisasi. Peserta FGD sepakat bahwa IMY 2024 harus mencerminkan kondisi terkini dan tantangan global, termasuk dampak geopolitik yang mempengaruhi harga komoditas.
Reporter: AK