1. Informasi gempa bumi
Kejadian gempa bumi terjadi pada Sabtu, 29 Mei 2025, pukul 06:36:30 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak di laut, 83 km Barat Laut Kabupaten Jayapura, Papua. Gempa bumi terletak pada koordinat 1.97°LS dan 139.96°BT, dengan magnitudo M4.8 dan kedalaman 14 km.
Menurut informasi dari _The United States Geological Survey (USGS_) Amerika Serikat, pusat gempa berada pada koordinat 1.876°LS dan 139.990°BT dengan magnitudo M4.9 pada kedalaman 11.9 km.
Dari data _GeoForschungsZentrum (GFZ)_ Jerman, menunjukkan bahwa pusat gempa berada pada koordinat 139.82°BT dan 2.02°LS magnitudo M5.0 pada kedalaman 10 km.
2. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi
Pusat gempa bumi berada di darat. Lokasi terdekat dengan pusat gempa bumi adalah Jayapura. Daerah ini pada umumnya tersusun oleh morfologi sebagian besar perbukitan bergelombang. Jayapura sebagian besar tersusun oleh batuan kuarter berupa batuan sedimen. Menurut data Badan Geologi, daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E), tanah sedang (kelas D), dan tanah sangat padat dan batuan lunak (kelas C).
Berdasarkan mekanisme fokal, posisi pusat, dan kedalamannya, gempa bumi ini memiliki mekanisme patahan _oblique_ mengiri dengan komponen naik, berarah relatif baratdaya-timurlaut. Patahan ini merupakan bagian dari sistem transformasi mendatar mengiri, sebagai konsekuensi dari kompresi maksimum berarah utara-selatan yang dihasilkan dari pertemuan Lempeng Pasifik dan Lempeng Australia.
3. Dampak gempa bumi
Sampai laporan ini dibuat, belum ada informasi dirasakannya gempa bumi ini. Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah dan tinggi. Hingga laporan ini disusun belum ada informasi terkait kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa bumi ini. Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena meski lokasi gempa bumi berpusat di laut, namun tidak cukup menimbulkan deformasi yang dapat memicu terjadinya tsunami.
4. Rekomendasi
(1) Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
(2) Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak mengakibatkan terbentuknya sesar permukaan dan bahaya ikutan (retakan tanah, penurunan tanah, likuefaksi dan gerakan tanah).
(3) Bangunan di wilayah KRBG tinggi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.
(4) Perlu ditingkatkan upaya pengurangan risiko bencana, melalui upaya mitigasi struktural dan non struktural.
LAMPIRAN