PERKEMBANGAN AKTIVITAS G. LEWOTOBI LAKI-LAKI LEVEL IV (AWAS) TANGGAL 3 AGUSTUS 2025

LAPORAN KHUSUS

Nomor: 072/GL.03/BGL/2025

PERKEMBANGAN AKTIVITAS G. LEWOTOBI LAKI-LAKI

LEVEL IV (AWAS) TANGGAL 3 AGUSTUS 2025


Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas sedang. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 500-1200 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah ke arah barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 21-30°C. Gempa Letusan hanya terjadi sekali pada tanggal 2 Agustus 2025 pukul 01.05, hingga kini belum terlihat adanya erupsi. Terjadi Guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati.

Data kegempaan dari tanggal 2-3 Agustus 2025 hingga pukul 12.00 WITA yaitu, 1 kali Gempa Erupsi, 7 kali gempa Guguran, 22 kali Gempa Hembusan, 2 kali gempa Harmonik, 19 kali Gempa Tremor Non-Harmonik, 12 kali Gempa Low Frequency, 77 kali Gempa Vulkanik Dalam, 5 kali Tektonik Lokal, 1 kali Gempa Tektonik Jauh, dan 1 kali Tremor Menerus.

Pasca erupsi tanggal 1 dan 2 Agustus 2025 terjadi penurunan tingkat aktivitas vulkanik, namun masih dalam intensitas yang lambat. Dari hasil data kegempaan, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di dominasi oleh aktivitas pada permukaan seperti meningkatnya gempa guguran akibat material yang mengendap pada lereng yang kurang stabil sehingga terjadi guguran, selain itu jumlah gempa hembusan meningkat menandakan jalur conduit yang menuju ke permukaan kawah tidak terhambat yang mengakibatkan gas dapat keluar terlihat dari visual asap tebal dengan tekanan sedang hingga kuat. Selain itu masih terekam adanya suplai baru yang yang ditandai dengan masih terekamnya gempa vulkanik dalam dan gempa.

Pemantauan deformasi menggunakan Tiltmeter menunjukkan masih adanya fluktuasi dalam dua hari terakhir. Hal ini menandakan tubuh gunung masih mengalami inflasi, meskipun perlahan mulai menunjukkan tren mengempis (deflasi). Data dari Global Navigation Satellite System (GNSS) juga memperlihatkan adanya inflasi berskala kecil. Ini mengindikasikan bahwa sebagian material dari dalam gunung telah keluar, menyebabkan tubuh gunung mulai deflasi, namun suplai magma dari dalam masih terus berlangsung. Akibatnya, tekanan internal yang mempengaruhi morfologi permukaan gunung masih belum stabil sepenuhnya. Oleh karena itu, aktivitas Gunung Lewotobi masih tergolong tinggi.

Berdasarkan analisis visual dan instrumental tersebut, aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih ditetapkan pada Level IV (Awas) dengan rekomendasi sebagai berikut: masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya - timur laut 7 km dari pusat erupsi, serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.

Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen. Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan.

Abu vulkanik erupsi G.Lewotobi Laki-laki juga dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat.

Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi. Informasi terkini mengenai aktivitas gunungapi dapat diakses melalui situs resmi Magma Indonesia maupun media sosial resmi Badan Geologi.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.


a.n. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Kepala Badan Geologi

Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc.


LAMPIRAN



Ikuti Berita Kami